KB AKDR
1.
PENGERTIAN
a.
Memasukkan benda-benda atau alat-alat ke dalam uterus
untuk tujuan mencegah terjadinya kehamilan (Hanifa, 2008).
b.
AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang
dimasukan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998).
c.
Intra Uterine device (IUD) adalah alat kecil
berbentuk-T terbuat dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali halus
yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD dimasukkan ke dalam
rahim untuk mencegah kehamilan. (Kusmarjadi, 2010)
d.
IUD yaitu alat yang terbuat dari plastik yang
dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu
lingkungan rahim dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI
FKUI, 2010).
2.
JENIS-JENIS AKDR SERTA KANDUNGANNYA
a. AKDR
Non-hormonal
Pada saat ini
AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah
dikembangkan. Mulai dari generasi
pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik
(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
1) Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi
a)
Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya:
LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T
b)
Bentuk tertutup(closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon,
dan Graten Berg Ring.
2) Menurut Tambahan atau Metal
a)
Medicated IUD
Misalnya: Cu
T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
b)
Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD
menunjukkanluasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220
berarti tembaga adalah 200 mm2.
(Mochtar 1998)
b. IUD yang mengandung hormonal
1) Progestasert-T = Alza T
· Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar
benang ekor warna hitam.
· Mengandung 38 mg progesteron dan barium
sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari.
· Tabung insersinya berbentuk lengkung.
·
Daya kerja :18 bulan.
·
Tehnik insersi: plunging (modified withdrawal).
2)
LNG-20
· Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan
pelepasan 20mcg per hari.
· Sedang diteliti di Finlandia.
· Angka kegagalan / kehamilan sangat rendah
:
‹0,5 per 100wanita per tahun.
‹0,5 per 100wanita per tahun.
· Penghentian pemakaian oleh karena
persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya,
karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan sangat sedikit.
( Hanafi 2003, hal: 216-23 ).
3. MEKANISME KERJA
a. Mekanisme kerja AKDR belum diketahui
dengan pasti. AKDR dalam cavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium
yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau
sperma. (Hanifa, 2008).
b. Sifat-sifat dan isi cairan uterus
mengalami perubahan – perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan
blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi,
penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian
AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya
kadar prostaglandindalam uterus pada wanita (Hanifa, 2008).
c. Pada AKDR bioaktif mekanisme kerjanya
selain menimbulkan peradangan seperti pada AKDR biasa,juga oleh karena ion logam
atau bahan lain yang melarut dari AKDR mempunyai pengaruh terhadap sperma. (Hanifa,
2008).
d. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke
tuba falopii, Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, Mencegah
sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi, AKDR bekerja
terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit
masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi (Muhammad, 2008).
4. KEUNTUNGAN ATAU KELEBIHAN AKDR ATAU IUD
1) Memerlukan hanya satu kali motivasi dan
pemasangan
2) Tidak ada efek sistemik
3) Dapat mencegah kehamilan dalam jangka
panjang
4) Sederhana, ekonomis, mudah dipakai dan
cocok untuk penggunaan besar-besaran, disebut IUD-nisasi
5) Angka kegagalan rendah
6) Efektivitasnya tinggi
7) Kesuburan dapat pulih kembali
(Mochtar,1998)
5. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI AKDR
·
Indikasi
1. Telah mempunyai
anak hidup satu atau lebih
2. Ingin
menjarangkan kehamilan (spacing)
3. Sudah cukup anak
hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak cara permanen
(kontrasepsi mantap). Biasanya dipasang IUD yang efeknya lama (Lippes Lood,
Nova –T untuk 5 tahun dan sebagainya)
4. Tidak boleh atau
tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal (mengidap penyakit
jantung,hipertensi,hati)
5. Berusia diatas
35 tahun, dimana kontrasepsi hormonal dapat kurang menguntungkan.
(Mochtar,1998)
·
Kontra
indikasi
1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
3. Sedang menderita infeksi alat genital
(vaginitis, servisitis)
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau
sering menderita PRP atau abortus septic
5. Kelainan bawaan uterus yang
abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
6. Penyakit trofoblas yang ganas
7. Diketahui menderita TBC pelvic
8. Kanker alat genital
9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5
cm
(Muhammad, 2008).
6. EFEK SAMPING AKDR
a. Perdarahan
Umumnya setelah
pemasangan AKDR terjadi perdarahan sedikit-sedikit yang cepat berhenti. Kalau
pemasangan dilakukan sewaktu haid perdarahn yang sedikit-sedikit ini tidak akan
diketahui oleh akseptor. Keluhan yang sering terdapat pada pemakai AKDR ialah
menoragia, spotting metroragia. Jka terjadi perdarahan banyak yang tidak dapat
diatasi, sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang mempunyai ukuran
kecil. Jika perdarahan sedikit-sedikit, dapat diusahakan mengatasinya dengan
pengobatan konservatif. Pada perdarahan yang tidak berhenti dengan
tindakan-tindakan tersebut diatas, sebaiknya AKDR diangakt, dan digunakan cara
kontrasepsi yang lain.
b. Rasa nyeri dan
kejang di perut
Rasa nyeri atau kejang
di perut dapat terjadi segera setelah pemasangan AKDR, biasanya rasa nyeri ini
berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat dikurangai atau
dihilangkan dengan jalan memberi analgetika. Jika keluhan berlangsung terus,
sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang mempunyai ukuran yang
lebih kecil.
c. Gangguan pada suami
Kadang- kadang suami
dapat merasakan adanya benang AKDR sewaktu bersenggama. Ini disebabkan benang
AKDR yang keluar dari porsio uteri terlalu pendek atau terlalu panjang. Untuk
mengurangi atau menghilangkan keluhan ini, benang AKDR yang terlalu panjang
dipotong sampai kira-kira 2-3 cm dari porsio, sedang jika benang AKDR terlalu
pendek sebaiknya AKDR nya diganti. Biasanya dengan cara ini keluhan suami akan
hilang.
d. Ekpulsi (pengeluaran sendiri)
Ekspulsi AKDR dapat
terjadi untuk sebagian atau seluruhya. Ekspulsi biasanya terjadi waktu haid dan
dipengaruhi oleh umur dan paritas, lama pemakaian, ekspulsi sebelumnya, jenis
dan ukuran, faktor psikis.
(Hanifa,2008)
7. PROSEDUR KERJA ATAU CARA PEMAKAIAN AKDR
a. Petugas harus siap ditempat.
b. Harus ada permintaan dan persetujuan
dari calon peserta.
c. Ruang pemeriksaan yang tertutup,
bersih, dan cukup ventilasi.
d. Alat-alat yang tersedia :
·
Gyn bed
·
Timbangan berat badan
·
Tensimeter dan stetoskop
·
IUD set steril
·
Bengkok
·
Lampu
·
Kartu KB (kl, K IV)
·
Buku-buku administrasi dan registrasi KB
·
Meja dengan duk steril
·
Sym speculum
·
Sonde rahim
·
Lidi kipas dan kapas first aid
secukupnya.
·
Busi / dilatator hegar
·
Kogel tang
·
Pincet dan gunting
e. Langkah-langkah:
1. Memberi penjelasan kepada calon
peserta mengenai keuntungan,
efek samping dan cara menanggulangi efek samping.
efek samping dan cara menanggulangi efek samping.
2. Melaksanakan anamnese umum, keluarga,
media dan kebidanan.
3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi
timbang badan,
mengukur tensimeter.
mengukur tensimeter.
4. Mempersilakan calon peserta untuk
mengosongkan kandung
kemih.
kemih.
5. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
6. Mempersilakan calon peserta untuk
berbaring di bed gynaecologi
dengan posisi Lithotomi.
dengan posisi Lithotomi.
7. Petugas cuci tangan
8. Pakai sarung tangan kanan dan kiri
9. Bersihkan vagina dengan kapas first
aid
10. Melaksanakan pemeriksaan dalam
untuk menentukan keadaan
posisi uterus.
posisi uterus.
11. Pasang speculum sym.
12. Gunakan kogel tang untuk menjepit
cervix.
13. Masukkan sonde dalam rahim untuk
menentukan ukuran, posisi
dan bentuk rahim.
dan bentuk rahim.
14. Inserter yang telah berisi AKDR
dimasukkan perlahan-lahan ke
dalam rongga rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR
masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
dalam rongga rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR
masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
15. Gunting AKDR sehingga panjang
benang ± 5 cm
16. Speculum sym dilepas dan benang AKDR
di dorong ke samping
mulut rahim.
mulut rahim.
17. Peserta dirapikan dan dipersilakan
berbaring ± 5 menit
18. Alat-alat dibersihkan
19. Petugas cuci tangan
20. Memberi penjelasan kepada peserta
gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami setelah pemasangan AKDR dan kapan
harus control
21. Membuat nota pelayanan
22. Menyerahkan nota pelayanan kepada peserta
untuk diteruskan ke bagian administrasi pelayanan.
23. Mencatat data pelayanan dalam kartu
dan buku catatan untuk dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009).
Catatan:
Catatan:
·
Bila pada waktu pamasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan)
konsultasi dengan dokter.
·
Bila sonde masuk ke dalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa,
kemungkinan terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan konsultasikan ke dokter.
·
Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah
panjang rongga uterus. Ukuran normal 6 – 7 cm.
·
Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang
(Imbarwati, 2009).
8.
HAL-HAL
YANG PERLU DIPERHATIKAN
Ada
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan AKDR :
1.
Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan
2. Perdarahan berat
pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinnya penyebab anemia
3. Perforasi
dinding uterus ( sangat jarang apabila pemasangannya benar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar