Jumat, 19 Oktober 2012

TINJAUAN TEORI KB AKDR


KB AKDR
 
1.    PENGERTIAN
a.    Memasukkan benda-benda atau alat-alat ke dalam uterus untuk tujuan mencegah terjadinya kehamilan (Hanifa, 2008).
b.    AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998).
c.    Intra Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. (Kusmarjadi, 2010)
d.   IUD yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010).

2.    JENIS-JENIS AKDR SERTA KANDUNGANNYA
a.    AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik (polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
1)   Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi
a)    Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T
b)   Bentuk tertutup(closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
2)   Menurut Tambahan atau Metal
a)    Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
b)   Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkanluasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200 mm2.
(Mochtar 1998)
b.    IUD yang mengandung hormonal
1)   Progestasert-T = Alza T
·      Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
·      Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari.
·      Tabung insersinya berbentuk lengkung.
·      Daya kerja :18 bulan.
·      Tehnik insersi: plunging (modified withdrawal).
2)   LNG-20
·      Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari.
·      Sedang diteliti di Finlandia.
·      Angka kegagalan / kehamilan sangat rendah :
‹0,5 per 100wanita per tahun.
·      Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan sangat sedikit.
( Hanafi 2003, hal: 216-23 ).


3.    MEKANISME KERJA
a.    Mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti. AKDR dalam cavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. (Hanifa, 2008).
b.    Sifat-sifat dan isi cairan uterus mengalami perubahan – perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada wanita (Hanifa, 2008).
c.    Pada AKDR bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti pada AKDR biasa,juga oleh karena ion logam atau bahan lain yang melarut dari AKDR mempunyai pengaruh terhadap sperma. (Hanifa, 2008).
d.   Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii, Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi, AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008).

4.    KEUNTUNGAN ATAU KELEBIHAN AKDR ATAU IUD
1)   Memerlukan hanya satu kali motivasi dan pemasangan
2)   Tidak ada efek sistemik
3)   Dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang
4)   Sederhana, ekonomis, mudah dipakai dan cocok untuk penggunaan besar-besaran, disebut IUD-nisasi
5)   Angka kegagalan rendah
6)   Efektivitasnya tinggi
7)   Kesuburan dapat pulih kembali
(Mochtar,1998)

5.    INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI AKDR
·       Indikasi
1.    Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih
2.    Ingin menjarangkan kehamilan (spacing)
3.    Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, namun takut atau menolak cara permanen (kontrasepsi mantap). Biasanya dipasang IUD yang efeknya lama (Lippes Lood, Nova –T untuk 5 tahun dan sebagainya)
4.    Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal (mengidap penyakit jantung,hipertensi,hati)
5.    Berusia diatas 35 tahun, dimana kontrasepsi hormonal dapat kurang menguntungkan.
(Mochtar,1998)
·      Kontra indikasi
1.    Sedang hamil
2.     Perdarahan vagina yang tidak diketahui
3.    Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4.     Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic
5.    Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
6.     Penyakit trofoblas yang ganas
7.     Diketahui menderita TBC pelvic
8.     Kanker alat genital
9.    Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
(Muhammad, 2008).
 
6.    EFEK SAMPING AKDR
a.    Perdarahan
Umumnya setelah pemasangan AKDR terjadi perdarahan sedikit-sedikit yang cepat berhenti. Kalau pemasangan dilakukan sewaktu haid perdarahn yang sedikit-sedikit ini tidak akan diketahui oleh akseptor. Keluhan yang sering terdapat pada pemakai AKDR ialah menoragia, spotting metroragia. Jka terjadi perdarahan banyak yang tidak dapat diatasi, sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang mempunyai ukuran kecil. Jika perdarahan sedikit-sedikit, dapat diusahakan mengatasinya dengan pengobatan konservatif. Pada perdarahan yang tidak berhenti dengan tindakan-tindakan tersebut diatas, sebaiknya AKDR diangakt, dan digunakan cara kontrasepsi yang lain.
b.    Rasa nyeri dan kejang di perut
Rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi segera setelah pemasangan AKDR, biasanya rasa nyeri ini berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat dikurangai atau dihilangkan dengan jalan memberi analgetika. Jika keluhan berlangsung terus, sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang mempunyai ukuran yang lebih kecil.
c.     Gangguan pada suami
Kadang- kadang suami dapat merasakan adanya benang AKDR sewaktu bersenggama. Ini disebabkan benang AKDR yang keluar dari porsio uteri terlalu pendek atau terlalu panjang. Untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan ini, benang AKDR yang terlalu panjang dipotong sampai kira-kira 2-3 cm dari porsio, sedang jika benang AKDR terlalu pendek sebaiknya AKDR nya diganti. Biasanya dengan cara ini keluhan suami akan hilang.
d.    Ekpulsi (pengeluaran sendiri)
Ekspulsi AKDR dapat terjadi untuk sebagian atau seluruhya. Ekspulsi biasanya terjadi waktu haid dan dipengaruhi oleh umur dan paritas, lama pemakaian, ekspulsi sebelumnya, jenis dan ukuran, faktor psikis.
(Hanifa,2008)

7.    PROSEDUR KERJA ATAU CARA PEMAKAIAN AKDR
a.    Petugas harus siap ditempat.
b.    Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.
c.    Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan cukup ventilasi.
d.   Alat-alat yang tersedia :
·           Gyn bed
·            Timbangan berat badan
·           Tensimeter dan stetoskop
·           IUD set steril
·            Bengkok
·           Lampu
·           Kartu KB (kl, K IV)
·           Buku-buku administrasi dan registrasi KB
·           Meja dengan duk steril
·           Sym speculum
·           Sonde rahim
·            Lidi kipas dan kapas first aid secukupnya.
·            Busi / dilatator hegar
·            Kogel tang
·            Pincet dan gunting
e.    Langkah-langkah:
1.      Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan,
efek samping dan cara menanggulangi efek samping.
2.      Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan.
3.      Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan,
mengukur tensimeter.
4.      Mempersilakan calon peserta untuk mengosongkan kandung
kemih.
5.      Siapkan alat-alat yang diperlukan.
6.      Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecologi
dengan posisi Lithotomi.
7.      Petugas cuci tangan
8.      Pakai sarung tangan kanan dan kiri
9.      Bersihkan vagina dengan kapas first aid
10.  Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan
posisi uterus.
11.  Pasang speculum sym.
12.  Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix.
13.  Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi
dan bentuk rahim.
14.  Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan ke
dalam rongga rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR
masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
15.  Gunting AKDR sehingga panjang benang ± 5 cm
16.  Speculum sym dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping
mulut rahim.
17.  Peserta dirapikan dan dipersilakan berbaring ± 5 menit
18.  Alat-alat dibersihkan
19.  Petugas cuci tangan
20.  Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami setelah pemasangan AKDR dan kapan harus control
21.  Membuat nota pelayanan
22.   Menyerahkan nota pelayanan kepada peserta untuk diteruskan ke bagian administrasi pelayanan.
23.  Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan untuk dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009).
Catatan:
·      Bila pada waktu pamasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan) konsultasi dengan dokter.
·      Bila sonde masuk ke dalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa, kemungkinan terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan konsultasikan ke dokter.
·      Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah panjang rongga uterus. Ukuran normal 6 – 7 cm.
·      Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang (Imbarwati, 2009).

8.    HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan AKDR :
1.    Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan
2.    Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinnya penyebab anemia
3.    Perforasi dinding uterus ( sangat jarang apabila pemasangannya benar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar