IBU HAMIL DENGAN ANEMI SEDANG
A. PENGERTIAN KEHAMILAN
Kehamilan
adalah suatu proses bertemunya ovum dengan spermatozoa disertai dengan terjadinya
konsepsi dan nidasi
(Syaifuddin, 2002). Merupakan pertumbuhan dan perkembangan
janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan (Manuaba, 1998).
Kehamilan
berlangsung normal sekitar 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Menurut
usia kehamilan dibagi menjadi kehamilan
trimester I (0-14 minggu), trimester kedua (14-28 minggu) dan trimester ketiga
( 28-40 minggu). (Saifudin, 2002)
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi ibu hamil meminum tablet zat besi dengan rutin yaitu :
1.
Pengetahuan
Pengetahuan
ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi didapat dari penyuluhan
yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil tersebut melakukan pemeriksaan
ANC.
2.
Tingkat Pendidikan
3.
Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan
antenatal yaitu satu kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II, dan dua
kali untuk trimester III, bidan
juga memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya.
Dalam setiap kunjungan ANC bidan menanyakan apakah persediaan tablet
tambah darah masih tersedia apa habis, dan bila habis diberikan tablet tambah
darah. (Depkes, 2002).
Menurut WHO (1995) manfaat dan
kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :
a.
Bisa mencegah anemia defesiensi besi
b.
Bahaya
selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari
B.
KONSEP
DASAR ANEMIA
Kekurangan
zat besi mengakibatkan kadar hemoglobin didalam darah lebih rendah dari nilai
normalnya, keadaan ini disebut anemia. Selain karena kekurangan besi , anemia
juga disebabkan olah unsur yang lain. Sebelum terjadia anemia karena kekurangan
besi, terlebih dahulu dilalui suatu tingkatan yaitu deplesi besi, kemudian
difesiensi besi dan akhirnya baru terjadi anemia defisiensi anemia besi.
Deplesi besi merupakan permulaan kekurangan besi dimana cadangan besi didalam
tubuh berkurang atau tidak ada, tetapi besi didalam plasma masih normal dan
hemoglobin dan hemeotokrit juga normal. Defisiensi besi tanpa anemia yaitu
selain cadangan besi , juga besi dalam plasma sudah berkurang tetapi hemoglobin
masih normal. (Tambunan, 1990)
1. Batasan Anemia
Pada wanita hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11
g/dl pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,5 g/dl pada trimester II.
Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi
karena hemolisis, terutama pada trimester II. (Saifudin 2002).
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi
menjadi :
a. Anemia defisiensi besi
Disebabkan
karena kurangnya unsur besi dalam makanan, gangguan resobsi, gangguan
penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi yang keluar dari badan.
b. Anemia megaloblastik
Disebabkan karena defesiensi asam folik
dan vitamin B12.
c. Anemia hipoplastik
Disebabkan karena sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah merah.
d. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik pada kehamilan
disebabkan karena penghancuran sel-sel darah merah berlangsung cepat dari
pembuatan. (Wiknjosastro 2005).
2. Klasifikasi anemia
Berdasarkan
berat ringannya, derajat anemia dibedakan menjadi anemi ringan (Hb 8-10 g/dl),
anemia sedang (Hb 6-8 g/dl) dan anemia berat (Hb < 6 g/dl). (Iman S, 1997)
3. Tanda-tanda anemia
Beberapa
tanda dan gejala pada seseorang menderita anemia adalah : sesak nafas (Ketika
latihan fisik), kelemahan, letargi (mengantuk), palpitasi dan sakit kepala.
Tanda lainnya adalah kelopak mata, bibir, lidah dan telapak tangan menjadi
pucat. Konjungtiva kelopak mata terlihat pucat hanya terjadi pada anemia yang
berkembang sangat cepat dan konsentrasi hemoglobin dibawah 7 g/dl. Pada anemia
defisiensi besi didapatkan keluhan khas yaitu kesukaran untuk menelan disertai
dengan lidah licin dan merah (glossitis), kuku sendok (koilonikia), stomatitis,
kuku dan rambut rapuh. (Tambunan,1990).
4. Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin
a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi
kordis (Hb < 6 gr %), Ketuban Pecah dini.
b. Pengaruh anemia terhadap janin
Tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari
ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh
sehingga mengganggu pertumbuhan janin dalam rahim, abortus, prematuritas
tinggi, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah terkena
infeksi, intelegensia rendah (Manuaba 1998).
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
anemi.
Penyebab terserang anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, terutama besi, vitamin B12 dan
asam folat. Secara garis besar penyebab terjadinya anemia gizi adalah :
a.
Sebab
langsung
1) Ketidakcukupan makanan
Apabila makanan
yang dikonsumsi setiap hari tidak cukup mengandung zat besi atau absorbsinya
rendah , maka ketersediaan zat besi untuk tubuh tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan zat besi. Hal ini terutama dapat terjadi pada orang-orang yang
mengkonsumsi makanan kurang beragam.
Angka kecukupan zat gizi yang
dianjurkan untuk wanita di Indonesia seperti terlihat pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk wanita Indonesia
Kelompok
umur Energi
Protein Besi Vit c
(Kal) (gram) (mg) (mg)
13-15 tahun 2100 62 19 60
16-19 tahun 2000 51 25 60
20-59
tahun 2250 48 26 60
Wanita
hamil +285 +12 +30 +10
Sumber : Wirakusumah (1999)
2) Infeksi
penyakit
Beberapa
infeksi penyakit memperbesar resiko menderita anemia. Infeksi itu pada umunya adalah kecacingan dan malaria.
kecacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Layanan kesehatan yang buruk dan
higene sanitasi yang kurang akan mempermudah terjadinya infeksi.
b.
Sebab
tidak langsung
Beberapa
penyebab tidak langsung terjadinya anemia adalah : Kualitas dan kuantitas
makanan tidak adekuat, sanitasi lingkungan adan makanan buruk, perdarahan
akibat menstruasi , kehamilan, kelahiran
serta trauma.
c.
Sebab
mendasar
1) Pendidikan yang rendah
Karena kurang memahami kaitan anemia dengan faktor
lainnya, kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia dan penaggulangannya.
2) Ekonomi yang rendah
Karena penduduk ekonomi rendah kurang mampu untuk
membeli makanan sumber zat besi tinggi yang harganya relatif mahal dan hanya
mengkonsumsi dengan sumber zat besi rendah.(Arisman,2004)
6. Tablet Fe
Tablet Fe adalah suplemen zat gizi yang mengandung 200 mg besi
elemental (Setara dengan Fe elemen 60 mg) dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah
darah apabila diminum secara teratur dan
sesuai aturan dapat mencegah anemia dan menanggulangi anemia gizi.
Tablet tambah darah dapat menigkatkan kadar hemoglobin (Hb) dan
berat badan. Peningkatan berat badan disebabkan karena peningkatan kadar Hb
dalam darah. Dengan meningkatnya kadar Hb akan menyebabkan oksigenasi sel
menjadi lebih baik , metabolisme meningkat dan fungsi sel akan optimal sehingga
daya serap makanan lebih baik dan timbul rasa lapar, sehingga nafsu makan
bertambah yang menyebabkan asupan makanan meningkat, sehingga terjadi kenikan
berat badan (http://www.gizi.net.2003)
7. Pemeriksaan kadar Hb untuk penentuan anemi
Hemoglobin
adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia.
Diantara metode yang paling sering digunakan dilaboratorium dan paling
sederhana adalah metode Sahli dan yang lebih canggih adalah metode Cyanmethemoglobin
Metode Cyanmethemoglobin mempunyai ketelitian yang
tinggi karena cara ini tingkat kesalahannya kurang lebih 2 %, tetapi memerlukan
peralatan yang canggih dan biaya yang besar. Sedangkan metode sahli tidak
memerlukan alat yang canggih dan biayanyapun tidak mahal, namun tingkat
ketelitiannya kurang, sebab kesalahan mencapai 10 %
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, Gizi Dalam Daur kehidupan, Jakarta EGC 2004Depkes RI, Anemia gizi dan tablet tambah darah (TTD) untuk wanita usia subur, Jakarta , Depkes RI, 2005.Iman, S., 1997. Hematologi Kinik. Penerbit Aumni, Bandung.Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta EGC.Saifudin, AB., 2000 Anemia dalam kehamilan, Buku Acuan Nasional Kesehtan Maternal dan Neonatal JNPKKR-POGI, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 28 : 281-284Wirakusumah, ES., 1999, Perencanaan menu anemia gizi besi. Trubus Agriwirya, Jakarta 1-25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar