Jumat, 19 Oktober 2012

TEORI KEHAMILAN DENGAN ANEMIA

IBU HAMIL DENGAN ANEMI SEDANG

 

A.    PENGERTIAN KEHAMILAN

Kehamilan adalah suatu proses bertemunya ovum dengan spermatozoa disertai dengan terjadinya konsepsi dan nidasi (Syaifuddin, 2002). Merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998).
Kehamilan berlangsung normal sekitar 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Menurut usia kehamilan dibagi  menjadi kehamilan trimester I (0-14 minggu), trimester kedua (14-28 minggu) dan trimester ketiga ( 28-40 minggu). (Saifudin, 2002)
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ibu hamil meminum tablet zat besi dengan rutin yaitu :
1.         Pengetahuan
                 Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil tersebut melakukan pemeriksaan ANC. 
2.         Tingkat Pendidikan
3.         Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal yaitu satu kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II, dan dua kali untuk trimester III, bidan juga memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya. Dalam setiap kunjungan ANC bidan menanyakan apakah persediaan tablet tambah darah masih tersedia apa habis, dan bila habis diberikan tablet tambah darah. (Depkes, 2002).
          Menurut WHO (1995) manfaat dan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :
a.             Bisa mencegah anemia defesiensi besi
b.            Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari


B.           KONSEP DASAR ANEMIA
Kekurangan zat besi mengakibatkan kadar hemoglobin didalam darah lebih rendah dari nilai normalnya, keadaan ini disebut anemia. Selain karena kekurangan besi , anemia juga disebabkan olah unsur yang lain. Sebelum terjadia anemia karena kekurangan besi, terlebih dahulu dilalui suatu tingkatan yaitu deplesi besi, kemudian difesiensi besi dan akhirnya baru terjadi anemia defisiensi anemia besi. Deplesi besi merupakan permulaan kekurangan besi dimana cadangan besi didalam tubuh berkurang atau tidak ada, tetapi besi didalam plasma masih normal dan hemoglobin dan hemeotokrit juga normal. Defisiensi besi tanpa anemia yaitu selain cadangan besi , juga besi dalam plasma sudah berkurang tetapi hemoglobin masih normal. (Tambunan, 1990)
1.      Batasan Anemia
      Pada wanita hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 g/dl pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,5 g/dl pada trimester II. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemolisis, terutama pada trimester II. (Saifudin 2002).
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi menjadi :
a.       Anemia defisiensi besi
Disebabkan karena kurangnya unsur besi dalam makanan, gangguan resobsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau banyaknya besi yang keluar dari badan.
b.      Anemia megaloblastik
            Disebabkan karena defesiensi asam folik dan vitamin B12.
c.       Anemia hipoplastik
            Disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah.
d.      Anemia hemolitik
            Anemia hemolitik pada kehamilan disebabkan karena penghancuran sel-sel darah merah berlangsung cepat dari pembuatan. (Wiknjosastro 2005).                                                                                                                                                                                      
2.      Klasifikasi anemia
Berdasarkan berat ringannya, derajat anemia dibedakan menjadi anemi ringan (Hb 8-10 g/dl), anemia sedang (Hb 6-8 g/dl) dan anemia berat (Hb < 6 g/dl). (Iman S, 1997)


3.      Tanda-tanda anemia
Beberapa tanda dan gejala pada seseorang menderita anemia adalah : sesak nafas (Ketika latihan fisik), kelemahan, letargi (mengantuk), palpitasi dan sakit kepala. Tanda lainnya adalah kelopak mata, bibir, lidah dan telapak tangan menjadi pucat. Konjungtiva kelopak mata terlihat pucat hanya terjadi pada anemia yang berkembang sangat cepat dan konsentrasi hemoglobin dibawah 7 g/dl. Pada anemia defisiensi besi didapatkan keluhan khas yaitu kesukaran untuk menelan disertai dengan lidah licin dan merah (glossitis), kuku sendok (koilonikia), stomatitis, kuku dan rambut rapuh. (Tambunan,1990).
4.      Pengaruh anemia pada kehamilan dan janin
a.       Pengaruh anemia terhadap kehamilan
            Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %), Ketuban Pecah dini.
b.      Pengaruh anemia terhadap janin
            Tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan janin dalam rahim, abortus, prematuritas tinggi, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah terkena infeksi, intelegensia rendah (Manuaba 1998).
5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya anemi.
        Penyebab terserang anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, terutama besi, vitamin B12 dan asam folat. Secara garis besar penyebab terjadinya anemia gizi adalah :
a.             Sebab langsung
1)      Ketidakcukupan makanan
Apabila makanan yang dikonsumsi setiap hari tidak cukup mengandung zat besi atau absorbsinya rendah , maka ketersediaan zat besi untuk tubuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi. Hal ini terutama dapat terjadi pada orang-orang yang mengkonsumsi makanan kurang beragam.
Angka kecukupan zat gizi yang dianjurkan untuk wanita di Indonesia seperti terlihat pada tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk wanita Indonesia
             Kelompok umur           Energi             Protein                 Besi                      Vit  c      
                                                      (Kal)              (gram)                   (mg)                      (mg)
             13-15 tahun                   2100                 62                        19                        60
             16-19 tahun                   2000                 51                        25                        60
             20-59 tahun                  2250                 48                         26                        60
             Wanita hamil                +285                +12                       +30                       +10
     Sumber : Wirakusumah (1999)

2)      Infeksi  penyakit
Beberapa infeksi penyakit memperbesar resiko menderita anemia. Infeksi itu pada  umunya adalah kecacingan dan malaria. kecacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Layanan kesehatan yang buruk dan higene sanitasi yang kurang akan mempermudah terjadinya infeksi.
b.            Sebab tidak langsung
Beberapa penyebab tidak langsung terjadinya anemia adalah : Kualitas dan kuantitas makanan tidak adekuat, sanitasi lingkungan adan makanan buruk, perdarahan akibat menstruasi , kehamilan,  kelahiran serta trauma.
c.             Sebab mendasar
1)      Pendidikan yang rendah
Karena kurang memahami kaitan anemia dengan faktor lainnya, kurang mempunyai akses mengenai informasi anemia dan penaggulangannya.
2)      Ekonomi yang rendah
Karena penduduk ekonomi rendah kurang mampu untuk membeli makanan sumber zat besi tinggi yang harganya relatif mahal dan hanya mengkonsumsi dengan sumber zat besi rendah.(Arisman,2004)

6.      Tablet Fe
      Tablet Fe adalah suplemen zat gizi yang mengandung 200 mg besi elemental (Setara dengan Fe elemen 60 mg) dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah darah  apabila diminum secara teratur dan sesuai aturan dapat mencegah anemia dan menanggulangi anemia gizi.
      Tablet tambah darah dapat menigkatkan kadar hemoglobin (Hb) dan berat badan. Peningkatan berat badan disebabkan karena peningkatan kadar Hb dalam darah. Dengan meningkatnya kadar Hb akan menyebabkan oksigenasi sel menjadi lebih baik , metabolisme meningkat dan fungsi sel akan optimal sehingga daya serap makanan lebih baik dan timbul rasa lapar, sehingga nafsu makan bertambah yang menyebabkan asupan makanan meningkat, sehingga terjadi kenikan berat badan (http://www.gizi.net.2003)
7.      Pemeriksaan kadar Hb untuk penentuan anemi
        Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Diantara metode yang paling sering digunakan dilaboratorium dan paling sederhana adalah metode Sahli dan yang lebih canggih adalah metode Cyanmethemoglobin
      Metode Cyanmethemoglobin mempunyai ketelitian yang tinggi karena cara ini tingkat kesalahannya kurang lebih 2 %, tetapi memerlukan peralatan yang canggih dan biaya yang besar. Sedangkan metode sahli tidak memerlukan alat yang canggih dan biayanyapun tidak mahal, namun tingkat ketelitiannya kurang, sebab kesalahan mencapai 10 %



DAFTAR PUSTAKA
 
Arisman, Gizi Dalam Daur kehidupan, Jakarta EGC 2004
Depkes RI, Anemia gizi dan tablet tambah darah (TTD) untuk wanita usia subur, Jakarta , Depkes RI, 2005.
Iman, S., 1997. Hematologi Kinik. Penerbit Aumni, Bandung.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta EGC.
Saifudin, AB., 2000 Anemia dalam kehamilan, Buku Acuan Nasional Kesehtan Maternal dan Neonatal JNPKKR-POGI, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 28 : 281-284
Wirakusumah, ES., 1999, Perencanaan menu anemia gizi besi. Trubus Agriwirya, Jakarta 1-25.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar